Dari topologi diatas, yang kita inginkan adalah PC0 menuju Laptop0 melalui Router0, dimana Router0 memiliki 2 jalur untuk menuju Laptop0 yaitu melalui Router1 dan Router2.
Konsep loadbalancing yang akan diterapkan disini adalah bagaimana caranya paket dari Router0 dapat di deliver sebagian lewat Router1 dan sebagian lainnya lewat Router2.
Perlu diketahui sebelumnya, untuk cost dari interface FastEthernet dan GigabitEthernet adalah 1. Maka PC0 untuk menuju Laptop 0 dapat digambarkan dari tabel berikut :
Source |
Destination |
Route |
Cost |
Router0 |
Router3 |
Via Router1 |
4 |
Router0 |
Router3 |
Via Router2 |
3 |
Dari tabel diatas, PC0 untuk menuju Laptop0 melalui Router0 sudah pasti akan melewati route Router2 karena cost nya lebih sedikit (best path).
Untuk memastikan best path nya bisa cek routing di Router0 berikut:
Terlihat pada routing ospf Router0 menuju network Laptop0 melewati ip address 20.20.20.2 dimana ip tersebut ada di Router2.
Untuk membuat load balancing pada routing ospf ini, kita perlu memanipulasi cost nya agar memiliki nilai cost yang sama. Disini mencoba manipulasi cost pada interface GigabitEthernet0/0 pada Router0
Setelah interface GigabitEthernet0/0 dimanipulasi cost nya menjadi 2, maka total cost menuju network 192.168.2.0 (Router3) menjadi 4 yang semulanya ada 3. Sehingga rute paket menuju network 192.168.2.0 dapat melalui 20.20.20.2 (Router2) dan 10.10.10.2 (Router1) disinilah load balance bekerja.
Sampai disini load balancing deliver paket dengan ospf memanfaatkan manipulasi cost matrik sudah selesai. Semoga bermanfaat 🙂